Kekerasan Terhadap Anak
*Hak Asasi Manusia
Merupakan sesuatu yang telah di miliki manusia sejak lahir
sampai mati yang merupakan anugrah Tuhan YME yang harus di hormati oleh semua orang tanpa terkecuali termasuk di dalam nya adalah pemerintah sebagai pelindung bagi setiap orang yang ada di dalam kesatuan negaranya sebagai harkat dan martabat manusia yang sama antara satu dengan yang lainnya dan tidak membeda-bedakan antara satu orang dengan orang lainnya
Contoh berita:
Aniaya Anak
Pacarnya, Wanita Cantik Ini Mengaku Khilaf
Sabtu, 27 Februari 2016 − 18:03 WIB
Wanita
penganiaya anak pacarnya hingga tewas sedang diperiksa penyidik. (istimewa)
A+ A-
JAKARTA - Penganiayaan berujung tewasnya
Marvel (27) anak kekasih tersangka RY (27) ternyata dilatari masalah sepele.
Tersangka emosi melihat seprai yang baru saja digantinya dimuntahi oleh korban
dan langsung menganiayanya.
Di Polda Metro Jaya, Riyanti (27) mengaku gelap mata membenturkan kepala bocah tersebut ke tembok. Dia mengaku kesal ketika korban muntahkan di sprei yang baru digantinya.
"Marvel alami kejang dan dibawa ke rumah sakit sama Ray, dia tidak sadarkan diri. Lalu dia meninggal," kata Riyanti kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (27/2/2016).
Riyanti menjelaskan, bahwa dirinya membenturkan kepala Marvel ke tembok sebanyak tiga kali. "Saya agak reflek dan kesal, saya khilaf, saya enggak tahu kalau sampai seperti ini," jelasnya. (Baca: Diduga Aniaya Anak Pacar Hingga Tewas, Wanita Cantik Ditangkap)
Kepada penyidik dan Ray, Riyanti sempat tidak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada Marvel.
"Saya takut dipukul (Ray), saya ingin ngomong jujur, nunggu sampai sembuh ternyata tidak ada kesempatan buat ketemu. Dia sudah meninggal," sesal Riyanti.
Di Polda Metro Jaya, Riyanti (27) mengaku gelap mata membenturkan kepala bocah tersebut ke tembok. Dia mengaku kesal ketika korban muntahkan di sprei yang baru digantinya.
"Marvel alami kejang dan dibawa ke rumah sakit sama Ray, dia tidak sadarkan diri. Lalu dia meninggal," kata Riyanti kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (27/2/2016).
Riyanti menjelaskan, bahwa dirinya membenturkan kepala Marvel ke tembok sebanyak tiga kali. "Saya agak reflek dan kesal, saya khilaf, saya enggak tahu kalau sampai seperti ini," jelasnya. (Baca: Diduga Aniaya Anak Pacar Hingga Tewas, Wanita Cantik Ditangkap)
Kepada penyidik dan Ray, Riyanti sempat tidak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada Marvel.
"Saya takut dipukul (Ray), saya ingin ngomong jujur, nunggu sampai sembuh ternyata tidak ada kesempatan buat ketemu. Dia sudah meninggal," sesal Riyanti.
Komentar saya
menurut saya kekerasan yang tersangka lalukukan pada anak di bawah
umur tersebut sulit untuk di terima bila hanya bilang khilaf semata ...adakala
nya manusia bisa terbawa emosi tetapi tidaklah bijaksana bila melampias kan nya
kepada orang lain APA LAGI bila yang menjadi bahan pelampiasan amarah tersebut
anak di bawah umur dan lebih parah nya lagi sampai menghilangkan nyawa dari
korban tersebut..Dari berita di atas mungkin tersangka berniat untuk menghukum
korban karena telah mengotori sprai yang baru di gantinya tetapi salah bila
menghukum dengan cara yang ia lakukan membenturkan kepala korban sebanyak 3x ke
tembok bayangkan saja seorang anak di bawah umur yang masih lemah tidak berdaya
harus merasakan hal tersebut tentunya akan berakibat fatal.
Pelaku seharusnya dapat mengendalikan emosi dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengacam keselamatan anak tersebut ...wajar "kalau kita sebagai keluarga ingin agar saudara kita atau orang lain yang dekat dengan kita bertidak benar dan bila salah kita dapat membenarkan nya". Bisanya orang tua kita menggunakan cara dengan memarahi kita tetapi sekali lagi tidaklah benar bila menggunakan kekerasan ....saya benar-benar tidak setuju bila dengan cara tersebut.
Peristiwa ini menujukkan kepada kita bahwa masyarakat harus lebih belajar bagaimana memperlakukan serta mendidik anak dengan benar dan baik
Pelaku seharusnya dapat mengendalikan emosi dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengacam keselamatan anak tersebut ...wajar "kalau kita sebagai keluarga ingin agar saudara kita atau orang lain yang dekat dengan kita bertidak benar dan bila salah kita dapat membenarkan nya". Bisanya orang tua kita menggunakan cara dengan memarahi kita tetapi sekali lagi tidaklah benar bila menggunakan kekerasan ....saya benar-benar tidak setuju bila dengan cara tersebut.
Peristiwa ini menujukkan kepada kita bahwa masyarakat harus lebih belajar bagaimana memperlakukan serta mendidik anak dengan benar dan baik
Referensi Berita : http://metro.sindonews.com/
Komentar
Posting Komentar